Skip to main content

Praktik Poligami Nabi Muhammad SAW

Untuk dapat memahami poligami Nabi secara benar, terlebih dahulu harus mengerti aspek historis dari ajaran Islam. Khususnya mengerti dan menghayati sejarah perjalanan hidup pribadi Nabi Muhammad Saw. Diketahui secara luas bahwa jauh sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, figur Nabi Muhammad telah dikenal luas di kalangan masyarakat Arab sebagai orang yang paling alim dan paling jujur sehingga beliau digelari dengan sebutan al-amin.
Praktik Poligami Nabi Muhammad SAW

Praktik Poligami Nabi Muhammad SAW

Nabi menikah pertama kali dengan Khadijah binti Khuwailid bin Asad ketika beliau berumur 25 tahun. Pada waktu itu, Khadijah adalah seorang janda yang telah berumur 40 tahun. Selama 25 tahun mereka hidup bersama, yaitu 15 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi dan 10 tahun setelah diangkatmenjadi Nabi. Kemudian Khadijah meninggal dunia 3 tahun sebelum hijrah.[1]

Setelah kepergian Khadijah, sekitar 3 tahun, Rasulullah tidak menikah lagi. Kemudian Rasulullah menikahi Saudah binti Zam’ah, yang ditinggal mati suaminya yaitu Sakran ibn Amr. Sakran dan Saudah adalah sahabat Rasul yang ikut hijrah keMadinah. Beliau kasihan karena Saudah hidup sebatangkara dan dikucilkan keluarganya yang kafir, akibat ia masuk Islam.

Beberapa bulan kemudian Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar yang merupakan satu-satunya istri Rasul yang bukan seorang janda. Pada waktu inilah Rasulullah baru memadu istrinya setelah berumur 53 tahun, artinya beliau berpoligami setelah berusia tua. Padahal nafsu laki-laki akan menurun pada umur empat puluhan dan hal itu telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah.

Waktu yang dihabiskan Rasulullah untuk beristeri satu adalah masa ketenangan dan kemantapan beliau. Adapun masa singkat yang tidak lebih dari 10 tahun, masa beliau berpoligami adalah masa pergolakan, perjuangan, dan peperangan. Hal ini membuktikan beliau berpoligami bukan karena dorongan syahwat, tetapi untuk kepentingan pelaksanaan syariat dan urusan politik serta kemanusiaan.[2]

Istri keempat Rasulullah yaitu Hafsah binti Umar bin Khattab. Dia adalah seorang janda dari Khanis yang wafat karena luka-luka yang dideritanya pada waktu perang badar. Rasulullah menikahinya karena rasa tanggung jawab dan kecintaan beliau kepada Umar. Dan untuk melindungi serta menghiburnya dari kehilangan suami yang telah syahid di medan perang.[3]

Istri Rasulullah berikutnya adalah Zainab binti Khuzaimah. Zainab adalah seorang janda yang memelihara anak-anak yatim dan orang-orang lemah sehingga rumahnya sebagai tempat penampungan mereka. Oleh sebab itu dia diberi gelar “ibu para fakir miskin”, lalu Rasulullah mengawininya sebagai balas jasa atas amalan kebaikannya. Kurang lebih 8 bulan setelah perkawinannya, Zainab jatuh sakit dan meninggal dunia. Empat bulan setelah Zainab wafat, Nabi Saw menikahi Ummu Salamah[4] yang berusia 29 tahun. Ia adalah janda Abu Salamah sepupu Nabi Saw.[5]

Di antara beberapa istri Nabi yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa semua istri Nabi Saw adalah para janda kecuali Aisyah, satu-satunya perawan yang dinikahi Nabi Saw dalam usia muda. Seluruh perkawinan Nabi Saw mengandung tujuan yang jelas, di antaranya adalah untuk mengobati luka hati atau menghibur mereka karena suami mereka terbunuh. Perkawinan tersebut bertujuan menentramkan hati mereka tanpa tujuan hanya semata-mata untuk memuaskan nafsu.

Jika Rasulullah bertujuan untuk memuaskan nafsu maka tidak akan menikahi para janda yang sudah tua. Bagaimanapun beliau masih muda yang pada dasarnya masih memiliki keinginan kuat untuk memilih gadis-gadis perawan. Beliau pun sangat memahami bahwa perbedaan antara keduanya sangat besar.

----

Oleh: Hakam Ahmed ElChudrie

[1] Ali Audah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, (Jakarta: PT Ightiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 81
[2] Musfir Husain Aj-Jahrani, Nazhratun fi Ta’addudi Az-Zaujat, diterjemahkan Muh. Suten Ritonga, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hlm. 93-94
[3] Abu Fikri, Poligami Yang Tak Melukai Hati?, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), hlm. 46
[4] Urutan penyebutan isteri Nabi dapat dilihat di Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, hlm. 130
[5] Badri Yatim, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, (Jakarta: PT Ightiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 129

Popular posts from this blog

Kisah Pencipta Tongsis: Babab Dito

Siapa sih Babab Dito? Babab Dito adalah pemegang hak paten Tongkat Narsis atau yang kita kenal dengan akronim Tongsis®. Melansir pemberitaan JPNN disebutkan, penemuan kreatif Tongsis® merupakan karya asli Anindito Respati Giyardani biasa dipanggil Babab Dito. Di portal about me, Babab Dito memaparkan bahwa dirinya pemegang merek Tongsis. (Lihat: di sini ) Kisah Pencipta Tongsis: Babab Dito Bagi para pencinta foto narsis, tentunya sudah tidak asing lagi dengan Tongsis. Tongsis merupakan singkatan dari Tongkat Narsis yang digunakan pengguna untuk foto selfie di era kemajuan teknologi saat ini. Dengan Tongsis, pengguna dapat melakukan foto selfie dari jarak jauh sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan selfie. Tongsis pun menjadi populer dengan sangat cepat dan diproduksi beberapa negara. Tapi tidak semua orang tahu bahwa inovasi Tongsis merupakan karya asli anak bangsa. Anindito Respati Giyardani biasa dipanggil Babab ini merupakan inovator lokal yang mencipatkan Tongsis t...

Charlotte Elizabeth Diana Lahir 2 Mei 2015

Siapakah Charlotte Elizabeth Diana yang Lahir pada 2 Mei 2015? Tidak lain itu merupakan bayi perempuan anak dari pasangan Kate Middleton dan Pangeran William. Selain keluarga istana, rakyat Inggris pun turut bahagia dengan kelahiran sang bayi. Kate dan Pangeran William tengah berbahagia Terbukti, secara serempak semua tempat bersejarah dan lokasi yang menjadi simbol kebanggaan Inggris menyambut kelahiran Charlotte dengan memberi nuansa pink saat itu juga (2 Mei 2015). Alasan utama kenapa memberikan nuansa pink dalam menyambut lahirnya Charlotte Elizabeth Diana sebab bayi perempuan sangat identik dengan warna pink. Seperti yang dilakukan pada BT Tower di Fitztrovia - melansir pemberitaan Hello Magazine, mereka memasang banner dengan tulisan "It's a girl!" Ini dia Charlotte Elizabeth Diana dan saat itu pula tempat lainnya satu per satu menyusul menyambut kelahiran bayi lucu dan cantik yang lahir dengan berat 3,7 pada pukul setengah sembilan pagi waktu setempat...

Akibat Makan dan Minum Sambil Berdiri dalam Ajaran Islam dan Secara Ilmiah

Orang tua sering melarang kita makan dan minum sambil berdiri. Mungkin kedengarannya seperti nasihat biasa saja, tapi ternyata hal itu ada benarnya dan dapat dibuktikan dari segi agama maupun kesehatan. Mau tahu? Anda merasa sudah melakukan diet dengan benar tapi berat badan belum berkurang juga? Mungkin ada yang salah dengan cara makan Anda. Kebiasaan makan sambil berdiri bisa jadi salah satu penyebab mengapa Anda tidak kurus-kurus. Di zaman yang serba cepat ini, makan bukanlah kegiatan yang spesial lagi. Dahulu, orang-orang selalu makan dalam keadaan duduk untuk menghargai berkah yang diberikan sang pencipta. Namun kini, makan sambil berdiri bahkan berjalan sudah jadi hal yang lumrah. Secara ilmiah, makan sambil duduk dan tetap pada satu tempat membuat otak tidak akan memikirkan makanan lain selain yang ada di hadapannya saat itu. Hal itu karena tubuh akan memberikan sinyal pada otak untuk tidak perlu mencicipi makanan lainnya dan fokus pada satu makanan ketika sedang duduk, dan...